Source: elsam.or.id Pada tulisanku kali ini, aku akan membahas sebuah cerpen karangan Seno Gumira Ajidarma berjudul "Saksi Mata". Cerpen ini merupakan satu dari 16 cerpen yang terdapat dalam buku kumpulan cerpen Seno Gumira Ajidarma dengan judul yang sama dan ditulis pada tanggal 4 Maret 1992. Namun, aku membaca cerpen "Saksi Mata" ini melalui website sukab.wordpress.com, yang dikelola oleh komunitas penggemar Seno Gumira Ajidarma. Aku menjadi ingin membahas cerpen ini setelah merasa agak muak dengan kecamuk masalah yang dihadapi oleh negara ini, Indonesia. Satu per satu berbagai macam polemik dan isu terus meberondong layaknya peluru yang membawa kecemasan dan ketakutan terhadap masa depan Indonesia. Cerpen "Saksi Mata" menyajikan konflik-konflik sosial yang tampaknya masih relevan dengan keadaan Indonesia sekarang. Apalagi Seno Gumira Ajidarma (SGA) turut membubuhi kritikan-kritikan halus tetapi juga tajam dalam cerpennya tersebut. Tidak heran sebenarnya...
Sumber: DIY Magazine Benjamin Francis Leftwich adalah penyanyi dan penulis lagu berkebangsaan Inggris yang berasal dari Kota York. Dia memulai karirnya di industri musik sejak tahun 2010 dengan merilis EP bertajuk A Million Miles Out yang diisi empat buah lagu. Sementara itu, album pertamanya dirilis pada 3 Juli 2011 dengan judul Last Smoke Before the Snowstorm. Dalam resensi ini, aku akan membedah salah satu lagu yang membuatku mengenal Benjamin Francis Leftwich, sekaligus lagu yang menjadi favoritku dari penyanyi kelahiran 1989 ini, yaitu 1904 yang terdapat dalam album pertamanya tersebut. Sebelumnya dalam wawancara Leftwich dengan The Sun , ia mengungkapkan bahwa lagu 1904 ini terancam dikeluarkan dari daftar lagu album Last Smoke Before the Snowstorm. Namun, Leftwich akhirnya menulis ulang lagu itu dan menambahkan beberapa instrumen, sehingga menciptakan lagu 1904 seperti sekarang yang kemudian menjadi salah satu lagu favoritnya. Pertama kali membaca judul lagu ini, mungkin ...